27-Desember-2019
"Alhamdulilah kita bisa ke Solo lagi ketemu Eyang ya Nak"
"Asik... Aku suka ke Solo. Aku sudah kangen banget sama YangTi"
Akhirnya setelah lama tidak mudik, kami diberi kesempatan mudik lagi walaupun tanpa suami. Mudik kali ini hanya dengan Mbah Kung dan Kakak Pertama.
Perasaan saya sedikit was-was karena sudah hampir seminggu haid saya terlambat (iasanya, paling lama hanya telat 5 hari). Sedikit was-was karena saat ini sedang melakukan perjalanan jauh : Jakarta-Solo, yang kemungkinan akan diisi oleh banyak petualangan berharga disana. Takut kecapekan.
28-Desember-2019
Sampai di Solo tengah malam. Alhamdulillah sampai dengan selamat.
Tujuan ga langsung ke rumah mertua, tapi singgah ke rumah Adik dulu.
Kebetulan rumah mertua berdekatan dengan rumah Adik. Besok pagi-pagi baru pulang ke rumah mertua pakai ojek online. Kebetulan baju2 harian sudah diangkut duluan menggunakan ekspedisi yang sehari sampai.
Dan ketika kabar si tamu belum juga datang akhirnya saya memutuskan untuk bicara ke mertua : "Ini saya belum keluar tanda-tanda mau haid lagi je Bu. Udah telat lebih dari seminggu. Besok rencananya mau tespek dulu"
Mertua mengamini sambil mendoakan yang terbaik.
30-Desember-2019
Mulai menjalankan rencana pertama di solo : Jalan-jalan ke Cimory dan berenang di waterpark terdekat.
Masih belum ada tanda-tanda kedatangan si tamu agung.
Selama perjalanan saya hati-hati sekali. Berusaha tidur di mobil meskipun sebentar.
Selama berenang juga biasanya main santai dengan anak. Alfin biasa saya gendong di belakang sambil berenang. Tapi rasanya kaya ada yang ketarik di perut. Jadi, saya cuma bisa duduk dan bengong dipinggiran kolam. Intinya ga jadi berenang. Cuma berendam xixixi
Begitu sampai di rumah, langsung ke apotik beli tespek.
Tapi belum tes saat itu. Masih nunggu besok hari Minggu.
31-Desember-2019
Pagi menjelang. Saatnya menggunakan tespek.
Masuk kamar mandi berdoa dan bismillah terus.
Antara akan senang atau khawatir.
Tespek dicoba
Hasilnya positif HAMIL.
Jadi, ini adalah kehamilan ke-3 saya.
1-Januari-2019
Langsung kontrol ke dsog yang praktek di Lab khusus, terletak di daerah Pasar Legi.
Sengaja cek disana karena harga kontrol serta usg nya terbilang MURAH banget.
Cuma 100 ribu sudah lengkap ; Pendaftaran, Buku Kontrol, USG+Print, Konsultasi dokter.
Bukan itu saja, gedung dan sarananya juga bagus. bersih banget... Dokternya pun ganteng, super ramaaahhhh..
Recommended banget untuk yang mau kontrol USG di Solo yaa.. Eh ada juga di Salatiga :)
Oya. Saat kontrol pertama, baru terlihat kantung rahim saja, belum ada "isinya".
Dokter menginstruksikan saya untuk balik lagi sekitar 2 mingguan yang mana, padahal beberapa hari lagi saya pulang ke Jakarta :D
Dan Alfin senang sekali mengetahui akan menjadi seorang kakak.
Setiap saat selalu mencium perut Nda nya. :)
Sepanjang Januari 2019
Hati kebat-kebit banget.
Dalam kondisi habis terkena musibah, tabungan 0, pekerjaan suami masih putus-sambung kontrak dengan pihak outsourcing, bisnis sedang down, ditambah lagi harus pasrah dititipi amanah dalam rahim.
Perasaan berkecamuk.
Antara senang, sedih, khawatir dan pasrah...
Mungkin sebagian orang berpikir : "Ih, ga mensyukuri banget rejeki yang dikasih"
Bahkan mungkin ada yang berpikir : "Bego banget sih kaya ga punya Allah aja"
Saya senang loch diberikan amanah kembali. Itu artinya Allah yakin kalau saya mampu dan Allah akan bantu. Tapi sebagai seorang dengan golongan darah O, keadaan seperti ini membuat saya hanya berpikir : " Kasian ini anak nanti gimana kalau ternyata setelah lahir dia tidak bisa bahagia? ".
Semakin khawatir dengan kondisi janin. Karena dikehamilan ini, segala bau makanan saja sudah musuhan, apalagi memakannya. Kalau ga dikasih sambel atau cabe, ga bisa masuk makanannya.
Setelah makan pun, harus ada "sajen" yaitu : makan blimbing sayur biar ga mulmun.
Kondisi kejiwaan terkuras mulai dari bulan pertama.
Kontrol Februari 2019 |
Akhir Februari 2019
Alfin sakit !
Alfin adalah anak pertama saya dari kehamilan ke-2.
Iya, kehamilan ke-1 saya mengalami keguguran di usia kandungan 2,5 bulan.
Karena kecapekan
Mulai dari tanggal 25 Februari saya bolak balik dokter-RS-dokter-RS hingga akhirnya tanggal 1 Maret diputuskan Alfin harus dirawat di RS karena trombosit semakin turun dan kondisi anaknya juga semakin cekung mukanya.
Proses menemukan RS yang mau menerima anak ini pun terbilang rumit.
Harus menghubungi kenalan dokter disana biar bisa langsung dapat kamar.
Karena kondisi saat itu, segala virus sedang mewabah. UGD penuh.
Kamar rawat inap full juga.
Jiwa, Raga benar-benar terkuras full.
Saya mengkhawatirkan 2 anak saya.
Alfin dan si dedek. Tapi saya lebih mencemaskan Alfin.
Total Alfin dirawat di RS adalah 4 hari 3 malam.
Dan saya harus ada disana full time.
Tidur tidak nyenyak, harus bersin2, pun makan masih susah :(
Alhamdulillah.. Kandungan dirasa baik2 saja.
Tidak ada flek atau sakit di rahim karena kecapekan.
Alfin sudah boleh pulang. Masih saya suruh istirahat di rumah. Belum boleh sekolah atau mengaji.
Alhamdulillah pulang dari RS, kondisi saya tidak drop bahkan sudah mulai bisa menerima bau makanan dan sudah mau makan lagi walau masih tetap harus ada sambel atau cabe :D
2 Minggu setelah Alfin sehat
Alhamdulillah sudah enak makan, bahkan yang bau2 sambel kacang sudah mau lagi dan makan siomay, pemberian salah satu tim kerja saya, tu bisa habis dan rasanya enaakkkkk bangettttt
Saya kembali aktivitas seperti dulu. Antar jemput Alfin sekolah dan ngaji.
Tapi Alfin sekarang Alfin rada rewel. Saya berpikir, mungkin efek dari sakit kemarin. Memayu kalau kata orang betawi. Rewelnya bikin stress
Besoknya, tiba2 saya merasakan ada cairan keluar di panty saya.
Saya langsung curiga dan bertanya ke teman saya yang dokter. Dia menyarankan saya untuk langsung ke UGD.
Saya berangkat ke UGD sore nya
Sampai di UGD, dikabarkan bahwa bukan darah, bukan flek hanya keputihan biasa dan itu juga tidak aktif.
Saya disuruh pulang.
Besok kontrol lagi
Keesokannya
Semakin lama keputihan semakin banyak bahkan warna berubah menjadi lebih gelap.
'Ini persis tanda-tanda saya haid setiap bulan'
Feeling saya langsung ga enak. Pagi jam 7 saya langsung ke UGD, dan kontrol langsung ke dsog yang bertugas saat itu di RS. A.
Masuk ke ruang poli.
Langsung USG dan dokter mengatakan kata-kata yang berbekas di saya :
"Ini tidak berkembang ya Bu bayinya. Sudah tidak ada detak jantungnya. Kalau kondisinya seperti ini, sudah lebih dari 48 jam. Usia bayi disini 14 Minggu"
Seharusnya saat kontrol sudah 16-17 minggu.
"Innalillahi wa innailayhi rooji'uun. Jadi bagaimana dok?"
"Ini harus dikeluarkan Bu"
"Apa harus di kuret dok?"
"Kalau di kuret, kasihan bayinya bu. Lebih baik ibu saya kasih obat, bisa ditebus di Pelni atau di Pramuka. Nanti janinnya bisa keluar sendiri saat ibu sedang kencing atau sedang tidur"
WHATTT??
Disuruh keluarin janin sendiri disaat usia kandungan sudah segitu?
Disaat anaknya sudah ada bentuk kepala, kaki lengkap walau belum sempurna?
Yang ada dipikiran saya saat itu : Bisa histeris gue harus melihat kondisi janin sendiri.
'Gilaakk ni dokter. Sumpah, gila bener! Gue harus cari RS lain!'
Berlanjut ke Episode selanjutnya ya...
Saya istirahat dulu. Mulai berasa puyeng lagi :)